Perkembangan musik sasando di tengah gemuruhnya serbuan musik barat.
(Bagaimana perkembangan musik sasando di tengah serbuan musik barat?)
Alat musik sasando kini bernasib sama dengan alat musik tradisional lainnya yang bunyinya hampir tak terdengar lagi di khalayak umum. Serbuan alat musik modern hampir menenggelamkan pesona alat musik sasando yang unik. Kini, masyarakat pada umumnya lebih suka menggunakan alat musik modern yang berasal dari negara luar padahal alat musik tradisional indonesia seperti sasando tak kalah menariknya dengan musik modern walaupun masih terbilang sederhana. Untuk itu berbagai inovasi telah dilakukan untuk menarik minat masyarakat akan musik sasando agar tak tenggelam oleh gemuruh musik barat. Kini sasando telah dibuat dengan versi elektronis yang dilengkapi dengan perangkat spool layaknya gitar listrik. Untuk itu sasando telah meninggalkan resonator lontarnya yang menjadi ciri khas dari sasando itu sendiri.
Lalu, demi kepraktisan, muncullah sasando lipat. Tangkupan daun lontar pada sasando bisa dilipat seperti bilah-bilah kipas yang bisa ditutup rapi. Begitulah sasando di tengah perkembangan zaman, di zaman yang menginginkan semuanya yang bersifat praktis.
Inovasi musik sasando.
(Bagaimana pendapatmu tentang inovasi yang dilakukan terhadap sasando?)
Sebenarnya sah-sah saja bila sasando mengalami perubahan seiring dengan perubahan zaman agar tidak ketinggalan asalkan nilai-nilai historisnya masih tetap ada karena nilai-nilai historis pada sasando ini adalah khas bagi sasando itu sendiri. Tapi jika inovasi yang dilakukan sebegitu besar dampaknya bagi ciri khas sasando, saya kurang setuju karena nantinya sasando akan sama seperti alat musik modern sejenis.
Di sini yang tidak saya setujui yaitu ditinggalkannya daun lontar sebagai resonator pad sasando. Jelas-jelas itu telah merubah bahkan menghilangkan ciri khas dari sasando.
“Denting Sasando nyaris tak terdengar oleh khalayak di negeri sendiri.” Mengapa demikian?
Hal itu memang sesuai dengan kenyataan yang ada. Kini memang jarang terdengar denting nada alat musik sasando. Tak hanya musik sasando, alat musik tradisional indonesia lainnya pun bernasib sama.
Hal ini terjadi karena kurangnya nasionalisme masyarakat Indonesia terutama kita para penerus bangsa yang jelas-jelas menunjukkan sikap kurang cinta pada tanah air. Itulah akibat dari kurangnya pengenalan terhadap negeri sendiri. Tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak cinta. Begitulah keadaan penerus bangsa sekarang. Bila penerus bangsa kenal baik dengan negerinya sendiri saya yakin kita akan cinta pada tanah air karena banyak hal menarik di negeri kita ini yang belum diketahui dan belum dikenal sehingga kita merasa bahwa Indonesia tidak ada apa-apanya dibandingkan negara lainnya. Turis yang berkunjung ke Indonesia saja bisa jatuh cinta dengan kebudayaan kita, dengan seni tradisional kita. Lalu mengapa kita tidak?
0 Response to "INDONESIA DALAM DENTING SASANDO"
Posting Komentar